Wbnews - Petugas kelautan Malaysia dikabarkan telah melakukan penyelamatan terhadap para warga Myanmar. Total warga yang diselamatkan adalah 40 warga mencoba untuk masuk ke negara tersebu secara ilegal. Sebelumnya, pada Selasa 18 Desember lalu, kapal yang berisikan penumpang warga Myanmar dikabarkan terbalik dan tenggelam d Kapal yang ditumpangi oleh warga Myanmar dikabar terbalik dan tenggelam di dekat perairan yang ada di Myanmar.
Kemudian, para pengungsi Myanmar yang sebagian besar adalah etnis Rohingnya lalu menumpang kapal kargo Nosco Victory. Kapal yang dipasangi bendera Vietnam itu, sebelumnya memang berusaha untuk bisa masuk ke Singapura. Namun, gagal karena mengalami penolakan oleh pihak otorita setempat.
“Saya konfirmasikan bahwa ada sekitar 40 warga Myanmar yang berhasil diselamatkan dari kapal berbendera Vietnam Nosco Victory,” tutur Hamid Mohamad Amin selaku Direktur Kendali dan Pengawasan Maritim Malaysia.
Kapal kargo itu memang sebelumnya dipenuhi sekitar 160 penumpang yang berasal dari etnis Rohingnya. Akan tetapi, ketika baru saja berangkat menuju Singapura, kapal itu mengalami kecelakaan dimana terbalik dan tenggelam. Kejadian tersebut terjadi tepat pada tanggal 4 Desember lalu. Akan tetapi, penumpang yang berhasil diselamatkan oleh Nosco Victory hanya berjumlah 40 orang, saat hendak menyerahkan kepada pihak Singapura.
Pemerintah Singapura sendiri bukan tanpa alasan menolakn kedatangan pemerintah singapura. Ia menganggap bahwa banyak informasi yang kurang lengkap mengenai para penumpang. Sehingga, mereka tidak ingin mengambil resiko dan menolak etnis Rohingya masuk ke negara mereka. Akan tetapi, akhirnya Nosco Victory berhasil membawa 40 etnis Rohingya ke Malaysia lalu mendapatkan penyelamatan dari pihak berwenang setempat.
Seluruh penumpang ini diperkirakan memiliki tujuan untuk melarikan diri dari Myanmar untu menghindari konflik etnis yang sedang terjadi di wilayah Rakhine. Di daerah itulah, para warga yang beretnis Rohingya menjadi korban dari tindak kekerasan dari etnis Rakhine yang berhasil mendominasi wilayah itu.
Selama ini, etnis Rohingya sendiri mengalami diskriminasi dari pemerintah serta rakyat Myanmar. Kewarganegaraan mereka juga tidak mendapatkan pengakuan. Padahal, etnis Rohingya itu sudah menetap di negara Myanmar selama ratusan tahun. Sementara Thein Sein yang menjabat sebagai presiden Myanmar sendiri memilih untuk mendeportasi atau menempatkan warga yang beretnis Rohingya di tempat penampungan.
0 comments:
Post a Comment